Rabu, 23 November 2011

Kamis, 17 November 2011

teori realita


Teori Realita
Teori realita diperkenalkan oleh William Glasser.Istilah terapi realita pertama kali digunakan Oleh Glasser ketiek ia mengajukan makalah dengan judul :Reality Theraphy ,A Realistic Approach to the young offender,pada suatu pertemuan mengenai kriminologi pada bulan April 1964.Setahun kemudian terbitlah bukunya sebagai buku dasar dalam terapi realita dengan judul: Reality Therapy: A New Approach to Psychiatry.Pada tahun 1968,Glasser mendirikan Institute for Reality Therapy di Los Angeles,kemudian berdiri pula William Glasser LaVerne collage center university or laVerne,Southerb California,sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tambahan bagi para guru.
Dasar Dan Teknik Terapi Realita
Terapi realita bertitik tolak pada paham dasar bahwa manusia memilih perilakunya sendiri dan karena itu ia bertanggung jawab,bukan hanya terhadap apa yang ia lakukan , tetapi juga terhadap apa yang ia pikirkan.Maka terapi realita bertujuan untuk memberikan kemungkinan dan kesempatan kepada konseli,agar ia bisa mengembangkan kekuatan-kekuatan psikis yang dimilikinya untuk menilai perilakunya sekarang dan apabila perilakunya tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,maka perlu memperolleh perilaku baru yang lebih efektif.Mengenai kebutuhan,menurut Bassin (1980) justru secara singkat menjadi landasan pada terapi realita,karena pada pandangan terapi realita orang memiliki dua kebutuhan dasar, yakni :
1.      Kebutuhan akan kasih sayang,kebutuhan yang terus-menerus mencari pemuasannya melalui berbagai bentuknya.
2.      Kebutuhan untuk merasa diriberguna,memiliki harga diri dan kehormatan,yang sama dan saling menunjang dengan kebutuhan akan kasih sayang di atas.
Terapi dengan pendekatan terapi realita bekerja secara aktif membantu konseli memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.Terapi realita memusatkan perhatian pada perbuatan atau tindakan sekarang dan pikiran yang menjadi dasarnya,bukan pada pemahaman,perasaan,pengalaman yang sudah lewat atau ketidaksadaran.Dalam uraiannya,Glasser (1989) mempergunakan konsep perilaku sebagai keseluruhan (total behavior) yang terdiri dari empat komponen,yakni :
1)      Tindakan (doing) seperti bangun tidur dan berangkat kerja.
2)      Pikiran (thinking) seperti isi pikiran dan pernyataan diri.
3)      Perasaan (feeling) seperti marah,gembira,sakit,cemas.
4)      Kefaalan (physiological) seperti berkeringat atau gejala psikomatik.
Meskipun keempat komponen ini bersama-sama membentuk perilaku sebagai keseluruhan,pada dasarnya salah satu komponen lebih berfungsi dari pada lainnya.Dari dasar ini kemudian muncul teori pengendalian (control theory).Tujuan umum dari terapi realita adalah agar konseli menemukan jalan yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Ini meliputi kegiatan terhadap konseli agar memeriksa apa yang ia lakukan,apa yang ia pikir,yang ia rasakan untuk menunjukkan apakah ada jalan lain yang dapat berfungsi lebihbaik.Konselor menekankan apa yang diketahui konseli dalam meningkatkan pemahamannya dan ketika konseli memahami tindakan atau perilaku yang tidak efektif,konseli mempergunakan kemampuan pengendaliannya ( sesuai dengan teori pengendalian,control theory),tetrhadap lingkungannya untuk kemudian membukakan diri dalam mempelajari alternatif lain untuk bertindak atau berperilaku.Teori pengendalian diri menjadi penting,karena pada terapi realita,konseli diarahkan agar menilai diri sendiri,apakah keinginan-keinginannya realistis dan apakah perilakunya membantu untuk memenuhinya.Konseli harus bertanggung jawab,mengendalikan kehidupan dan menghadapi akibat-akibat dari tindakan atau perbuatannya sendiri.
Dengan dasar-dasar inilah terlihat jelas perbedaannya dengan pendekatan tradisional,pendekatan psikodinamik atau lebih khusus lagi pendekatan psikoanalisis.Glasser menunjukkan perbedaan-perbedaan ini yakni :
1)      Dalam kaitan dengan gangguan mental,pendapat tradisional akan mengatakan bahwa seseorang berperilaku tidak bertanggung jawab karena ia menderita gangguan mental.Glasser mengatakan bahwa orang menderita gangguan mental karena ia bertindak tidak bertanggungjawab.
2)      Terapi realita menekankan pada masalh moral antara benar dan salah yang harus dihadapkan sebagai kenyataan kepada konseli.Berbeda dengan pendekatn psikoanalisis yang menghindari percakapan mengenai sesuatu yang salah,yang tidak enak,agar tidak menambah konflik internal yang tidak terselesaikan,seperti rasa bersalah (guilty feeling).
3)      Kejadian atau pengalaman yang sudah lewat tidak diperhatikan karena pembicaraan pada terapi realita diarahkan pada penilaian bagaiman perilakusekarang dapat memenuhi kebutuhan konseli.Apabila perilaku sekarang tidak berfungsi sebagaimana diharapkan ,dicari kemungkinan perilaku lain sebagai alteernatif dan konseli diminta berjanji akan mengubahnya.Sangat berbeda dengan pendekatan psikoanalisis yang menekankan pentingnya masa lalu,misalnya,pengalaman traumatik pada waktu kecil.
4)      Kalau pada pendekatan psikoanalisis ditekankan perlunya transferens,maka pada terapi realita hal ini tidak  penting.Hubungan antara konselor dengan klien berlangsung dalam suasana hangat,namun konselor tetap sebagai konselor,yang dalam suasana tertentu bisa bertindak sebagagi pendidik atau guru,sebagaimana Glasser sendiri mengatakan,bahwa terapi realita adalah proses pengajaran (teaching process) dan bukan proses penyembuhan (healing process).
5)      Faktor ketidaksadaran tidak diperhatikan,karena pada terapi ini lebih memperhatikan pendekatan untuk mengetahui “apa”-nya daripada “mengapa”-nya.Sesuatu yang justru menjadi faktor penting pada pendekatan tradisional,psikoanalisis.

Kamis, 27 Oktober 2011

emma watson


Emma Watson

Watson in November 2010
Born
Emma Charlotte Duerre Watson
15 April 1990 (1990-04-15) (age 21)
Paris, France
Occupation
Actress, model
Years active
2001 – present
Website
BAB I
 Biografi
Emma Charlotte Duerre Watson (lahir di Paris, Perancis, 15 April 1990; umur 21 tahun) adalah seorang aktris Inggris yang memainkan peran Hermione Granger dalam film Harry Potter. Emma Watson adalah anak dari pasangan pengacara Chris dan Jacqueline Watson yang sekarang telah bercerai. Ia mempunyai adik laki-laki bernama Alex. Dia menghabiskan tahun-tahun awalnya di Paris, Perancis, dan Oxford, Inggris. Semasa sekolahnya, Watson mengikuti Dragon School, sebuah sekolah persiapan swasta, hingga Juni 2003.
Penampilan Watson pertama kali di TV adalah sebagai anak terbaring di tempat tidur di Rumah Sakit Norwich di dalam film berjudul Knowing Me, Knowing Yule.
Emma memulai akting sebagai Hermione Granger di Harry Potter and Sorcerer's Stone pada tahun 2001. Aktingnya banyak mengundang perhatian banyak orang. Setelah itu Emma melanjutkan film Harry Potter yang selanjutnya.
Pada tahun 2009, Emma bermain pada film Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1. Yang sebelumnya, sempat ada rumor Emma tidak akan memainkan film Harry Potter selanjutnya setelah bermain di Harry Potter and the Order of the Phoenix. Gadis yang sekarang berambut pixie cut ini (2011) juga pernah memainkan film lainnya selain dari Harry Potter, yaitu "The Tale of Despereaux" dan "Ballet Shoes". Dikabarkan Emma Watson akan bermain film "Perks of Being a Wallflower" dengan Logan Lerman.

 

Awards

Year↓
Organisation↓
Award↓
Film↓
Result↓
2002
Best Performance in a Feature Film – Leading Young Actress
Won
2002
Academy of Science Fiction, Fantasy & Horror Films
Harry Potter and the Philosopher's Stone
Nominated
2002
Harry Potter and the Philosopher's Stone
Nominated
2002
American Moviegoer Awards
Outstanding Supporting Actress
Harry Potter and the Philosopher's Stone
Nominated
2003
Otto Awards
Best Female Film Star (Silver)
Won
2004
Otto Awards
Best Female Film Star (Silver)
Won
2004
Child Performance of the Year
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Won
2004
Best Young Actress
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Nominated
2005
Otto Awards
Best Female Film Star (Gold)
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Won
2005
Broadcast Film Critics Association
Best Young Actress
Nominated
2006
Otto Awards
Best Female Film Star (Bronze)
Harry Potter and the Goblet of Fire
Won
2006
Best On-Screen Team
Harry Potter and the Goblet of Fire
Nominated
2007
Best Female Performance
Won
2007
Best Movie Actress
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Won
2008
Best Actress
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Nominated
2008
Constellation Award
Best Female Performance
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Won
2008
Otto Awards
Best Female Film Star (Gold)
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Won
2008
SyFy Genre Awards
Best Actress
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Won
2008
Glamour Awards
Best UK TV Actress
Nominated
2009
Best Fantasy Actress
Nominated
2010
Performance of the Year
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Nominated
2010
Best Female Performance
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Nominated
2010
Actress Fantasy
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Nominated
2011
Favorite Movie Star Under 25
Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 1
Nominated
2011
Favorite Movie Actress
Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 1
Nominated
2011
Performance of the Year
Harry Potter and the Deathly Hallows: Part
Nominated

BAB II
 Teori Behaviorisme
             Behaviorisme adalah salah satu aliran psikologi yang sangat berpengaruh dari psikologi yang ada dewasa ini.Sebagian besar pengaruh aliran ini berasal dari usaha-usaha pendirinya untuk membangun dan mengembangkan ajaran psikologi sebagai suatu ilmu.Behaviorisme mengikuti metode eksperimen penelitian ilmiah.Perhatian mereka hanya tertuju terhadap yang dapat diamati secara ilmiah.
            Pengikut-pengikut behaviorisme tertarik dalam perilaku yang terjadi,dalam merubah perilaku tertentu,dan dalam meramalkan perilaku di masa mendatang.Untuk bagian terbesar ,mereka mempunyai kekuatan dalam mencapai tujuan ini.Dalam kondisi-kondisi biasa,seorang ahli behavioris yang terampil akan dapat membuat anda melakukan segala sesuatu yang diinginkannya bukan saja hanya membuat anda melakukan itu,tapi membuat anda melakukannya.Dibawah kondisi-kondisi yang biasa,reaksi anda dan interaksi dengan alam sekitar disekeliling anda dapat dirubah dan diramalkan.Dengan kata lain anda adalah suatu korban atau hasil pengaruh dari lingkungan atau alam sekitar anda.Anda adalah hasil dari sejumlah kondisi yang mempengaruhi anda.
             Terutama,orangtua andalah yang bertanggung jawab terhadap cara bagaimana anda berubah atau menjadi sebuah pribadi .Demikian juga agama anda dan segala sesuatu dalam lingkungan anda,semua itu bertanggung jawab,mempengaruhi bagaimana jadinya anda.menurut behaviorisme tidak ada dan tetap tidak akan ada kebebasan memilih.Dalam realitas behaviorisme,kebenasan memilih dan menentukan tidaklah ada.Hanya hukum perangsang itu      ( the law of stimulus and response ) yanika anda percaya bahwa anda mempunyai kebebasan memilih,itu adalah hanya karena anda sudah di pengaruhi atau dikondisikan untuk mempercayai itu.
            Sistem yang memaknai psikologi sebagai studi tentang prilaku mendapat dukungan kuat dalam perkembangan di abad ke-20 yang  utamanya tertjadi di amerika serikat.Perilaku yang dapat di amati dan di kuantifikasi diamsusikan memiliki maknanya sendiri,bukan sekedar berfungsi sebagai perwujudan peristiwa-peristiwa mental yang mendasarinya.Gerakan ini secara formal diawali   oleh seorang psikolog Amerika,Jhon Broadus Watson ( 1878 – 1958 ),dalam sebuah makalah terkenal “Psychology as the Behaviorist Views it”,di publikasikan pada tahun 1913.Watson mengusulkan peralihan radikal dari formulasi psikologi yang ada saat itu dengan menyatakan bahwa arah perkembangan psikologi yang benar bukanlah studi tentang kesadaran “dalam diri”.Pada kenyataanya,ia mengabaikan seluruh konsep tentang kondisi mental kesadaran nonfisik sebagai suatu masalah semu bagi ilmu pengetahuan.dalam posisinya watson mendukung perilaku tampak yang dapat diamati sebagai satu-satunya subjek pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan psikologi sejati.
            Pada tahun 1863,Schenov memuplikasikan Reflex of the Brain,berisi hipotesisnya bahwa semua aktivitas,termasuk proses-proses yang tampak rumit seperti berfikir dan bahasa,dapat di reduksi menjadi refleks-refleks.Lebih jauh,ia menekankan peran mediasionalperangsangan dan penghambatan korteks serebral sebagai pusat tindakan-tindakan refleks.Schenov yakin bahwa sebab semua aktivitas intelektual, serta aktivitas motorik,melibatkan stimulasi eksternal.Dengan demikian,seluruh perbendaharaan perilaku merupakan hasil respon terhadap stimulasi lingkungan,yang dimediasi di tingkat kortika.
           Pandangan-pandangan Watson berpusat pada premis bahwa wilayah psikologi adalah perilaku,yang diukur sebagai stimulus dan respons,sejalan dengan itu, psikologi berurusan dengan elemen-elemen periferal stimulus dan respons yang menggerakkan makhluk hidup.Setiap respon ditentukan oleh stimulus,sehingga perilaku dapat dianalisis secara lengkap melalui hubungan kausal antara elemen-elemen stimulus dan respons.Watson tidak mengabaikan kemungkinan eksistensi kondisi mental sentral,seperti kesadaran,namun meyakini karena bahwa kondisi sentral semacam itu bersifat nonfisik dan tidak dapat dipelajari secara ilmiah,hal itu merupakan masalah semu psikologi.Pandangan Watson tentang karakteristik hubungan stimulus-respons yakni Asosiasi utamanya bergantung pada prinsip frekuensi,atau latihan,kemudian pada prinsip kekinian.Watson sepenuhnya meyakini prinsip-prinsip asosiasi sebagai kunci pertumbuhan Psikologi (behavioral),meskipun ia memahami bahwa teori pembelajaran yang di kemukakannya sangat tidak adekuat.Sejalan dengan itu semua perilaku-lokomotif,perseptual,emotif,kognitif,dan linguistik-merupakan kompleks-kompleks atau bagian-bagian dari hubungan stimulus-respons asosiatif.
           Edward Lee Thorndike mengemukakan teorinya dengan “Trial and Error” yaitu mencoba-coba dan salah.Thorndike mengemukakan 3 hukum Utama dalam behavioristik yaitu :
1.      Hukum Kesiapan ( Law of Readiness )
“semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkahlaku ,maka pelaksanaan tingkahlaku akan menimbulkan kepuasan”
2.      Hukum Latihan ( Law of Exercise )
“Semakin sering diulang maka akan semakin mudah untuk mengingat”
3.      Hukum akibat ( Law of Effect )
“Hubungan stimulus respons cenderung diperkuat bila diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan”
          Dan Thorndike juga mengemukakan teori pendukung dari pada teori kesiapan,teori pendukung yaitu :
1)      Hukum Reaksi Bervariasi ( Multiple Respons )
“Diawali oleh proses Trial and Error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat”

2)      Hukum Sikap ( Attitude )
“Tidak hanya di tentukan oleh Stimulus-Respon,tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif,emosi,sosial,maupun psikomotornya”
3)      Hukum Aktivitas Berat Sebelah
“Proses belajar memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi ( Respon selektif )
4)      Hukum Respon by Analogi
“Melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer”
5)      Hukum Perpindahan Asosiasi
“Proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan menghilangkan unsur-unsur lama. 
           Skinner merupakan tokoh behaviorisme yang meraih gelar doktor psikologinya dari harvard pada tahun 1931,Skinner mempopulerkan prinsip-prinsip behavioristik melalui novel-novelnya.Menurut Skinner ada 2 model yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang ditargetkan,yaitu :
a.       Shaping            Menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang lebih kompleks
b.      Modelling             Belajar dengan meniru orang lain.
          Skinner berpendapat bahwa karakteristik humanisme spesies,yang diasumsikan membedakan kita dari makhluk evolusioner lainnya ,pada dasarnya adalah sebuah ilusi,yang diciptakan oleh kita sendiri sepanjang sejarah untuk memberikan rasa aman kepada kita.Kenyataannya,bagi skinner,untuk benar-benar menjadi manusia berarti harus berada dalam kontrol untuk memahami dan menggunakan peristiwa-peristiwa lingkungan untuk keuntungan diri kita.Skinner berbicara tentang empat manusia dalam kaitan dengan pandangan-pandangannya sendiri serta para pengkritiknya dalam cuplikan dari About Behaviorism berikut ini :
Perilaku adalah pencapaian manusia,dan kita seolah merenggut organisme manusia dari sesuatu yang menjadi karakteristik alamiahnya ketika kita malahan menunjuk sumber-sumber lingkungan perilakunya.Kita tidak mendehumanisasikannya: kita mendehumanisasikannya.Isu intinya adalah otonomi.Apakah manusia mengendalikan takdirnya sendiri atau tidak..? poin tersebut sering kali dinyatakan melalui pendapat bahwa analisis ilmiah mengubah manusia dari pemenang menjadi korban .Namun manusia tetap menjadi seperti selama ini,dan pencapaiannya yang paling nyata adalah desain dan kontruksi suatu dunia yang telah membebaskannya dari keterbatasan-keterbatasan dan yang sangat memperluas penjelajahannya. (1974,hml.239-240)
TEORI TENTANG TEORI HUBUNGAN SIKAP DAN PRILAKU
Berikut akan diuraikan tentang teori yang membahas tentang bagaimana sikap mempengaruhi prilaku :
v  Teori prilaku beralasan (theory of reason action –Fishbein & Ajzen, 1980)
Menurut  Fishbein dan Ajzen keputusan untuk melakukan prilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang rasional. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap dan prilaku, sehingga objek sikap yang dimaksud tidak lain adalah prilaku itu sendiri. Beberapa pilihan perilaku dipertimbangan, konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian dibuat keputusasn untuk melakukan atau tidak melaklukan sesuatu. Keputusan yang diambil menunujukkan atau tercermin dari intesi untuk melakukan atau tidak melakukan. Internsi melakukan atau tidak melakukan ditentukan oleh 2 determinan dasar, yaitu determinan diri, determinan sosial. Determinan diri adalah sikap terhadap perbuatan dan determinan pengaruh sosial adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial yang diperoleh oleh orang disekitrnya untuk melakukan atau tidak melakukannya.
v  Teori prilaku berencana(theory of planned behavior-azjen,1991)
Ajzen menganggap bahwa hjubungan antara sikap dan perilaku dalam teori prilaku beralasan tidak menjelaskan prilaku yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh orang, meskipun ia mempunyai sifat yang positif terhadap prilaku yang dimaksud. Dalam teori planned, ajzen menambahkan satu lagi detterminan prilaku yang disebut sebagai perceived behavior control(PBC) atau kendali prilaku yang dipersepsikan. Pbc mereflesikan pengalam masa lalu dan antisipasi terhadap hambatan yang mungkin terjadi ketika melakukan perbuatan sesuatu.
v  Attitude-to-behavior process model (fazio 1989)
Hubungan sikap dan prilaku harus spontan. Fazio menjelaskan bahwa bila kita dihadapkan dalam kejadian atau peristiwa yang berangsur cepat, secara spontan sikap yang terdapat dalam perilaku kita akan mengarahkan prilaku.

Fungsi Sikap
Menurut Baron, Byrne dan Brancombe terdapat lima fungsi sikap yakni:
§  Fungsi Pengetahuan
Sikap membantu kita untuk menginterpretasi stimulus baru dan respon yang sesuai
§  Fungsi Identitas
Sikap terhadap kebangsaan indonesi atau nasionalis yang kita nilai tinggi, menekspresikan nilai dan keyakinan serta mengkomunikasikan”siapa kita”.
§  Fungsi Harga Diri
Sikap yang kita miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri
§  Fungsi Pertahanan (Ego Defensif)
Sikap berfungsi melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri kita
§  Fungsi Memotifasi Kesan
Sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau kesan positif tentang kita.
Dalam Ilmu Komunikasi Dan Tingkah Laku Saling berkaitan
Dalam ilmu komunikasi bahwa individu juga dapat berkaitan dengan behavioristik dan tingkah lakunya. Maka, dari itu Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunukasi fungsi sosial bertujuan untuk kesenangan, menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Dan, pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu pada saat tertentu.
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, menghibur orang, dan melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat dan orang lain.Dalam komunikasi sosial adanya :
pembentukan konsep diri
pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang terdekat lainnya di sekitar kita. Termasuk kerabat dan orang tua dan siapa pun yang memelihara kita pertama kali mengatakan kepada kita lewat tindakan dan ucapan . Kesan yang orang lain miliki tentang diri kita  dan cara mereka bereaksi terhadap kita sangt bergantung pada cara kita berkomunikasi dengan mereka termasuk cara kita berbicara  dan cara kita berpakaian.
Pernyataan eksistensi diri
Orang yang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut dengan aktualisasi diri . dimana biasanya individu selalu menunjukkan dirinya dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain yang dia miliki berdasarkan keahliannya.



HARGA DIRI
Tingkahlaku sosial seseorang di pengaruhi oleh pengetahuan tentang siapa dirinya.Namun,tingkahlaku sosial sesorang juga di pengruhi oleh penilaian atau evaluasi terhadap dirinya,baik secara positif atau negtatif.
Setiap orang menginginkan diri yang positif.Mengapa demikian?.Menurut Vaughan dan Hoog (2002) alasannya adalah sebagai berikut:
1.Harga diri yang positif membuet orangt merasa nyaman dengan dirinya ditengah kepastian akan kematian yang suatu waktu akan di hyadapinya.
2.Harga diri yang positif membuat orang dapat mengatasi kecemasan,kesepian dan pendekatan sosial.Dalam hal ini harga diri menjadi “alat ukur sosial” ( sociometer ) untuk melihat sejauh mana seseorang merasa di terima dan menyatu dengan lingkungan sosialnya.Dengan demikian,semakin positif harhga diri yang dimiliki,semakin menunjukkan bahwa ia semakin merasa di terima dan menyatu dengan orang-orang di sekitarnya.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Menurut pearson (1983) manusia adalah makhluk sosial.Artinjya sebagai makhluk sosial kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri,kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain,mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain ,membentuk interaksi,serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut.Kita melakukan hubungnh interpersonal ketika mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain,hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih,yang memiliki ketergasntungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten.








BAB III
PEMBAHASAN
Personal life

Emma Charlotte Duerre Watson or Emma Watson was born in Paris  born 15 April 1990 to Jacqueline Luesby and Chris Watson, both British lawyers. Watson has one French grandmother, and lived in Paris until the age of five. Following her parents' divorce, she moved with her mother and younger brother to Oxfordshire. From the age of six, Watson wanted to become an actress, and for a number of years she trained at the Oxford branch of Stagecoach Theatre Arts, a part-time theatre school where she studied singing, dancing and acting. By the age of ten, she had performed in various Stagecoach productions and school plays.

Watson's extended family has grown, as her divorced parents each have new partners. Her father has a son, and identical twin girls. Her mother's partner has two sons who "regularly stay with her".Watson's full brother, Alexander, has appeared as an extra in two Harry Potter films, and her half-sisters were cast as the young Pauline Fossil in the BBC's Ballet Shoes adaptation.

After moving to Oxford with her mother and brother, Watson attended The Dragon School, an independent preparatory school, until June 2003 and then moved to Headington School, an independent school for girls, also in Oxford. While on film sets, Watson and her peers were tutored for up to five hours a day; despite the focus on filming she maintained high academic standards. In June 2006, Watson took GCSE examinations in 10 subjects, achieving eight A* and two A grades; she was a target of friendly ribbing on the Harry Potter set because of her straight-A exam results. She received A grades in her 2008 A level examinations in English Literature, Geography and Art, and in her 2007 AS (advanced subsidiary) level in History of Art.
After leaving school, Watson took a gap year to film Harry Potter and the Deathly Hallows beginning in February 2009, but said she "definitely want  to go to university".Despite numerous contradictory news stories, some from highly reputable sources, claiming that she would "definitely" attend Trinity College, Cambridge; Columbia University, Brown University or Yale University, Watson was reluctant to commit publicly to any one institution, saying that she would announce her decision first on her official website. In interviews with Jonathan Ross and David Letterman in July 2009, she confirmed that she was planning to study liberal arts in the United States, saying that – having missed so much school as a child for filming – the "broad curriculum" of American higher education appealed to her more than British universities, "where you have to just choose one thing to study for three years". In July 2009, after a second storm of rumour, The Providence Journal reported that Watson had "grudgingly admitted" that she had chosen Brown University, located in Providence, Rhode Island. Watson defended her attempts to avoid announcing her choice of university – accidentally slipped by Daniel Radcliffe and producer David Heyman, during interviews publicising the release of Harry Potter and the Half-Blood Prince, and finally confirmed in September 2009 after the university's academic year had started – saying that she "want to be normal. ... I want to do it properly, like everyone else. As long as I don't walk in and see ... Harry Potter posters everywhere, I'll be fine."  In March 2011, after 18 months at the university, Watson announced that she was deferring her course for "a semester or two", to give her more time to participate in the advertising buildup for the release of the second Deathly Hallows film, and other projects. It was later announced that she would leave Brown altogether, transfering to another, then-unnamed, American university.
As of July 2007, Watson's work in the Harry Potter series had earned her more than £10 million, and she acknowledged she would never have to work for money again. In March 2009, she was ranked 6th on the Forbes list of "Most Valuable Young Stars", and in February 2010, she was named as Hollywood's highest paid female star, having earned an estimated £19 million in 2009. However, she has declined to leave school to become a full-time actress, saying "People can't understand why I don't want to ... but school life keeps me in touch with my friends. It keeps me in touch with reality." She has been positive about working as a child actress, saying her parents and colleagues helped make her experience a positive one. Watson enjoys a close friendship with her fellow Harry Potter stars Daniel Radcliffe and Rupert Grint, describing them as a "unique support system" for the stresses of film work, and saying that, after working with them for the ten years of the film series, "they really are like my siblings".
Watson lists her interests as dancing, singing, field hockey, tennis, art, and she supports the Wild Trout Trust. She describes herself as "a bit of a feminist", and admires fellow actors Johnny Depp and Julia Roberts.
Relations Between Theory And Subject

Relations with the theory behaviorism of life emma is emma's behavior in his life emma doing activities - activities that encourage talent. such theories put forward by Edward Lee at Thorndike put forward his theory of "Trial and Error" that is tried and error.Thorndike suggested three main laws in Behavioristic namely Law of Readiness  emma totally ready and totally in doing so he got his acting award, for her parents' divorce is not an obstacle to the continuation of his career and drowned his talent in a downturn.
I took theory of theory with attitude and behavior because what is done by emma in career planning is something that he knew the consequences, and what to do already exist prior plan. can we see here that although the family background of broken home, emma but not like children who are usually broken home frustrated and seek satisfaction of the negative impact.
emma even opposite, in fact he is prioritizing education in addition to his career in film industry.
Besides a lot of awards in film acting in the name of emma also be regarded as Hollywood's highest paid female star, after reaching estimated 19 million pounds in 2009. However, he refused to leave school to become a full time actress, saying "People can not understand why I do not want ... but school life made ​​me touch with my friends. It keeps me in touch with reality.".
In Behavioristic theory one's personal is also formed in because of the environment,because the positive environment makes emma does not get caught up in her parents' divorce issues.
In theory, also said the attitude and behavior relationships must be spontaneous, in Knowledge emma is known as a smart and intelligent girl but it also can be seen from Enna own attitudes are highly prioritizing education other than on his career.

Emma is the one which gives priority to education and sticking to prioritasnya.Serta he proved every prioritize what he would do very seriously and get the maximum results. all that we can see from the achievements she has received on any subjects, and the seriousness in aktik he got a lot of awards in the film harry potter who has raised his name. Here we can see emma in 2002 was awarded Best Performance in a Feature Film - Leading Young Actress in the film Harry Potter and the Philosopher's Stone. Here we can see in one year in a row emma can award four times, the first category of the Young Artist Awards, the second category of the Academy of Science Fiction, Fantasy & Horror Films, yamg into three categories Empire and the fourth category American Moviegoer Awards, really is extraordinary.
emma is a really realized that he was also in dire need of others and must be related to interpersonal, it can be seen from emma statement when interviewed by the media "but school life keeps me in touch with my friends. It keeps me in. touch with reality. "
           
Journal, which I quoted reads “In the heyday of the psychometric and behaviorist eras, it was generally believed that intelligence was a single entity that was inherited; and that human beings-initially a blank slate-could be trained to learn anything, provided that it was presented in an appropriate way. Nowadays an increasing number of researchers believe precisely the opposite; that there exists a multitude of intelligences, quite independent of each other; that each intelligence has its own strengths and constraints; that the mind is far from unencumbered at birth; and that it is unexpectedly difficult to teach things that go against early 'naive' theories that challenge the natural lines of force within an intelligence and its matching domains. (Gardner 1993)”.So can we draw the conclusion that emma here inherit intelligence from their parents, and positive environment helped him to find the concept itself, and respect for himself despite his parents' divorce at age a child could have been to disrupt the mental, feeling lack of love pity that he got and interpersonal relationships.
In the statement "Generally it was believed That intelligence was a single entity That was inherited; That Human Beings and-initially a blank slate-Could Be Trained to learn anything, provided That it was presented in an Appropriate Way". So here lesson served to emma really appropriate lessons so that he could develop the potential and talent that exist in him even more so all of that in the barengi by the intelligence he has.























DAFTAR PUSTAKA
Sarwono,S.W.2005.Psikologi sosial.jakarta:Balai Pustaka
Pervin, Laurence dkk.2004.Psikologi Kepribadian Teori Dan Penelitian. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Poduska,Bernard.1990.Empat Teori Kepribadian.Jakarta : Restu agung
James,F Brennan.Sejarah dan sistem psikologi.jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Mulyana Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung :  PT. Remaja Rosdakarya